BlackBerry Z10

Sekedar pengingat, apa yang udah mimin baca :)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pembuat ponsel asal Kanada, BlackBerry, membuat kejutan dengan membukukan laba sekitar US$ 98 juta (Rp 941 miliar) pada kuartal keempat tahun fiskal 2013, yang jatuh pada awal Maret lalu.

Laba ini diraih dari pendapatan sekitar US$ 2,67 miliar (Rp 25,6 triliun) pada kuartal itu. Tren positif ini di luar dugaan karena perusahaan yang awalnya bernama Research In Motion ini sempat mengalami penurunan penjualan selama dua tahun terakhir da
n diprediksi masih akan terus rugi pada kuartal terakhir.

"Ini tren yang menggembirakan bahwa manajemen baru berhasil menghentikan perdarahan finansial perusahaan," kata Edward Snyder, analis dari Charter Equity Research. "Tapi perjalanan untuk kembali bangkit masih panjang."

Selama kuartal terakhir, BlackBerry mengapalkan sekitar 1 juta unit telepon seluler terbaru, Z10, yang memasuki pasar Kanada, Inggris, dan Indonesia. Pada masa yang sama, perusahaan juga mengapalkan sekitar 6 juta unit ponsel BlackBerry berbagai tipe.

"Ini tidak mudah, tapi tim BlackBerry berhasil melakukannya," kata Thorsten Heins, Chief Executive Officer, dalam conference call. Meski membukukan laba pada kuartal terakhir ini, BlackBerry masih membukukan kerugian bersih sekitar US$ 646 juta (Rp 6,2 triliun) untuk tahun fiskal itu.

Manajemen BlackBerry mengandalkan kebangkitan perusahaan dari penjualan ponsel Z10, yang merupakan ponsel berteknologi layar sentuh penuh dengan sistem operasi terbaru berbasis QNX. Sistem operasi ini disebut sebagai BlackBerry 10.

Menurut Heins, dari total ponsel Z10 yang dikapalkan, baru sekitar dua pertiga hingga tiga perempat yang laku terjual secara retail. Menurut Shaw Wu, analis dari Sterne Agee, data penjualan ini menunjukkan penjualan ponsel itu belum maksimal.

Wu menduga, lambannya penjualan Z10 diakibatkan oleh para pemegang ponsel BlackBerry masih menunggu-nunggu ponsel Q10, yang menampilkan papan kunci dan diharapkan dijual dengan harga yang lebih murah beberapa bulan lagi.

Untuk pasar Indonesia, ponsel Z10 ini ditawarkan dengan harga sekitar Rp 7 juta. Sedangkan untuk pasar di Amerika Serikat, misalnya, Z10 ditawarkan dengan harga US$ 200 (sekitar 1,9 juta), dengan kontrak dua tahun berlangganan data dari perusahaan telekomunikasi AT&T.

Jika dibeli secara tunai dari AT&T, ponsel ini dibanderol sekitar Rp 5,3 juta. Saat ini, BlackBerry memiliki pelanggan sekitar 76 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menurun 3 juta orang.

Manajemen perusahaan juga mengumumkan bahwa Mike Lazaridis, salah seorang pendiri dan pernah menjabat posisi CEO, mengundurkan diri dari jabatan chairman pada Mei nanti. Kepada media, Lazaridis mengatakan, jajaran direksi menolak rencananya untuk mundur bersama Jim Basillie, yang juga menjabat CEO, pada Januari tahun lalu.

Dia memutuskan tetap menjabat sebagai wakil ketua hingga peluncuran ponsel Z10. Lazaridis mengatakan telah mencoba membantu Heins membuat rencana jangka panjang. "Setelah menunaikan komitmen, saya ingin melanjutkan petualangan saya," kata dia. Dia sedang menyiapkan perusahaan investasi yang berkonsentrasi pada pengembangan teknologi komputer dan fisika kuantum.

Lazaridis berharap BlackBerry segera mendongkrak pendapatan dan menutup kerugian tahun ini.

0 komentar:

Posting Komentar